JIC- Dinas Sosial (Dinsos) Kota Jakarta Pusat mengatakan akan melakukan tindakan terhadap para pria yang bertingkah layaknya perempuan di gelaran Citayam Fashion Week (CFW).
“Kita siap melakukan penindakan terhadap mereka (pria berbusana seperti wanita),” ujar Kepala Suku Dinas Sosial Jakpus Abdul Salam kepada wartawan, Senin (25/7).
Abdul menjelaskan para pria kemayu tersebut termasuk kategori penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Lebih lanjut, dia menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP terkait penertiban remaja tersebut.
Mereka, kata Abdul, akan dimasukkan ke Panti Kedoya. Lalu, dirujuk ke panti-panti yang sesuai dengan masing-masing dari mereka.
“Mereka akan dimasukkan ke Panti Kedoya, nanti mereka diasesmen nanti akan dirujuk ke panti-panti yang memang sesuai dengan jenis PMKS-nya,” jelas dia.
Abdul mengatakan Dinsos kini telah menurunkan petugas untuk berjaga di area yang menjadi lokasi gelaran CFW.
“Sampai dengan saat ini kami juga sudah menurunkan petugas standby baik di terowongan Kendal maupun di SCBD,” imbuh dia.
Sebagai informasi, Citayam Fashion Week adalah fenomena yang sedang menjadi sorotan masyarakat.
Fenomena ini berawal dari banyaknya anak muda dari daerah sekitar Jakarta seperti Bojong Gede, Depok, Bekasi, Tangerang dan Citayam datang dan berkumpul di Dukuh Atas, Jakarta.
Citayam Fashion Week juga menjadi perhatian MUI, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan sangat mengapresiasi kreativitas para remaja di Citayam Fashion Week.
Meski begitu, dia menolak jika ajang itu menjadi momen komunitas LGBT untuk memamerkan perilakunya.
“Saya mengapresiasi atas kreativitasnya teman-teman bahwa dari mana pun bisa muncul kreativitas dan dari kampung pun bisa go internasional. Kemudian juga bagaimana mereka melakukan kreatif untuk memberi hiburan kepada masyarakat,” katanya kepada sebagaiman yang diberitakan Republika.co.id, Senin (25/7/2022).
“Tapi, secara bersamaan tentunya kita menolak kalau itu menjadi ajang umpamanya pamer LGBT. Atau mengubah identitas kelamin atau identitas gendernya. Itu tidak diinginkan oleh kita,” tambahnya.