JIC– Otoritas Israel menghancurkan 953 bangunan Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada 2022, menurut pernyataan Uni Eropa, Selasa (28/3).
“Pada tahun 2022, total 953 bangunan dihancurkan atau disita di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem,” kata Kantor Perwakilan UE untuk Palestina dalam sebuah pernyataan seperti dikutip oleh Middle East Monitor.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2016.
Menurut pernyataan itu, lebih dari 80 persen bangunan yang dihancurkan berlokasi di Area C Tepi Barat, yang berada di bawah kendali penuh militer Israel dan menggusur hampir 1.031 warga Palestina.
“Dari struktur yang ditargetkan dalam periode pelaporan dua belas bulan, 101 struktur didanai oleh UE atau negara anggota UE (senilai $366.960), mewakili kerugian finansial tertinggi ketiga sejak 2016,” kata pernyataan itu.
Pernyataan Uni Eropa juga mencatat 849 serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina pada 2022.
Namun, tidak ada komentar dari otoritas Israel atas pernyataan Uni Eropa tersebut.
Israel banyak menggunakan dalih kurangnya izin konstruksi untuk menghancurkan bangunan Palestina, terutama di Area C.
Di bawah Perjanjian Oslo 1995 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dibagi menjadi tiga bagian, Area A, B, dan C.
Pada 4 Mei tahun lalu, Pengadilan Tinggi Israel memutuskan, tidak ada hambatan hukum terhadap rencana pengusiran warga Palestina dari Masafer Yatta untuk membuka area pelatihan militer.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan, keputusan tersebut secara efektif menempatkan penduduk pada risiko pengusiran paksa, pemindahan sewenang-wenang dan pemindahan paksa.
Menurut UNOCHA, pada 1980-an otoritas pendudukan Israel menetapkan sebagian Masafer Yatta sebagai “Firing Zone 918” dan menyatakannya sebagai zona militer tertutup. Sejak deklarasi ini, penduduk asli Palestina memang menghadapi risiko pengusiran paksa, penghancuran, dan pemindahan paksa. Dua desa Khirbet Sarura dan Kharoubeh sudah tidak ada lagi karena sudah dibongkar.
“Sekitar 20 persen dari Tepi Barat telah ditetapkan sebagai ‘Zona Penembakan’, berdampak pada lebih dari 5.000 warga Palestina dari 38 komunitas,” jelas UNOCHA.
Saat ini, Masafer Yatta menampung 215 keluarga Palestina dengan jumlah sekitar 1.150 orang, 569 di antaranya adalah anak-anak.”
Dalam upaya untuk memaksa warga Palestina keluar dari daerah tersebut, otoritas pendudukan telah mencabut akses penduduk ke fasilitas dasar, termasuk drainase dan menolak izin untuk membangun rumah baru untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah.
The post ISRAEL HANCURKAN 953 BANGUNAN PALESTINA appeared first on Jakarta Islamic Centre.