Seberapa Bahaya Gerakan Feminisme?

Media Dakwah94 Views

Jakarta, Mediadakwah.id–Direktur the Center for Gender Studies (CGS) Dr Dinar Dewi Kania menceritakan bahaya gerakan feminisme dalam webinar PP Muslimat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia ‘Feminisme dalam Perspektif Islam’.

Menurutnya gerakan ini Gerakan feminisme hadir dengan isu sentral kesetaraan gender dalam dunia pemikiran Islam akhir-akhir ini telah menjadi persoalan kontemporer dan terus menimbulkan kontroversi, khususnya di Indonesia.

Hal ini terlihat ketika isu kesetaraan gender terus mengemuka bersamaan dengan berbagai asumsi banyaknya masalah ketidakadilan yang dihadapi oleh kaum wanita. Kaum feminis menganggap bahwa indikator ketidakadilan tersebut dapat disaksikan dalam berbagai bentuk tindakan diskriminatif yang dialami kaum wanita.

Selain itu, menurut Dinar, gerakan feminisme sebetulnya bukan memperjuangkan wanita, melainkan mengenai pandangan hidup, bahwa perempuan tertindas karena sistem kekuasan laki-laki melalui lembaga-lembaga sosial, politik dan ekonomi

“Feminis, menciptakan gerakan ini pada tahun 1970 dengan memunculkan konsep gender equality. Bahwa, perempuang harus setara dengan laki-laki,” ujarnya, Rabu (27/7/2022).

Isu kesetaraan gender yang sedang dihadapi di Indonesia ini, kata Dinar, adalah awal konsep feminisme. Nantinya, gerakan ini akan semakin meluas tidak hanya pada kesetaraan gender saja, tapi juga emansipasi, dapat mengganti gender sesuai keinginan, hingga mempunyai anak itu bukan utama.

“Jadi, jangan heran kalau ada selegram nggak ingin mempunyai anak. Karena masih ingin senang berdua, rugi jika punya anak atau masih ingin berkarir,” katanya.

Sebetulnya, untuk menganani masalah ini perlu memahamkan kepada masyarakat mengenai world view Islam atau bagaimana islam memandang dunia.

“Seperti bagaiman konsep Tuhan, konsep ilmu, moralitas, manusla, kehidupan, ukhuwah, jihad dan alam semesta. Contohnya ketika ada yang meninggal, maka dalam pandangan islam, kita tentu takziah, mensolati, hingga menguburnya. Berbeda, jika yang meninggal adalah seorang sekuler, atau atheis. Secara pandangan sekuler atau feminisme pastinya tidak perlu. Padahal, dalam hati mereka apabila meninggal ingin dikubur juga,” katanya.*

The post Seberapa Bahaya Gerakan Feminisme? appeared first on Media Dakwah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *